BAGIAN 4
PENGAJARAN DAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA SECARA KONTEKSTUAL
(CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING)
1. Tujuan dan Pengertian Pembelajaran Kontekstual
Pembelajaran kontekstual bertujuan membekali siswa dengan pengetahuan yang secara fleksibel dapat diterapkan dari satu permasalahan ke permasalahan lain dan dari satu konteks ke konteks lainnya.
Pembelajaran kontekstual dapat dikatakan sebagai sebuah pendekatan pembelajaran yang mengakui bahwa belajar hanya terjadi jika siswa memproses informasi atau pengetahuan baru sedemikian rupa sehingga dirasakan masuk akal sesuai dengan kerangka berpikir yang dimilikinya. Pemaduan materi pelajaran dengan konteks keseharian siswa di dalam pembelajaran kontekstual akan menghasilkan dasar-dasar pengetahuan yang kuat dan mendalam sehingga siswa kaya akan pemahaman masalah dan cara untuk menyelesaikannya.
Pengajaran dan pembelajaran kontekstual merupakan suatu sistem pengajaran yang didasarkan pada filosofi bahwa siswa akan belajar jika mereka mengetahui makna dan kegunaan dari materi akademisnya, dan mengetahui makna kegiatan mereka di sekolah. Selain itu siswa akan belajar jika mereka mengaitkan informasi yang baru dengan pengetahuan sebelumnya dan pengalaman mereka sendiri.
CTL merupakan suatu konsepsi yang membantu guru untuk mengaitkan konten/materi mata pelajaran dengan situasi nyata dan memotivasi siswa membuat hubungan antara pengetahuan dan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga, warga negara, dan tenaga kerja.
CTL menekankan pada berfikir tingkat lebih tinggi, transfer pengetahuan lintas disiplin, serta pengumpulan, penganalisaan, dan pensintesaan informasi dan data dari berbagai sumber dan pandangan.
2. Enam Kunci Dasar Pembelajaran Konstekstual
The Nortwest Regional Education Laboratory USA mengidentifikasi adanya 6 kunci dasar dari pembelajaran kontekstual, yakni:
(1) Pembelajaran bermakna
Dalam pembelajaran bermakna, pemahaman, relevansi dan penilaian pribadi sangat terkait dengan kepentingan siswa dalam mempelajari isi materi pelajaran. Pembelajaran dirasakan sangat terkait dengan kehidupan nyata atau siswa mengerti manfaat isi pembelajaran, jika mereka merasakan berkepentingan untuk belajar demi kehidupan di masa mendatang. Prinsip ini sejalan dengan prinsip pembelajaran bermakna dari Ausubel.
(2) Penerapan pengetahuan
Jika siswa telah memahami apa yang dipelajari, maka siswa dapat menerapkannya dalam tatanan kehidupan.
(3) Berpikir tingkat tinggi
Siswa diminta untuk berpikir kritis dalam pengumpulan data, pemahaman suatu isu dan pemecahkan suatu masalah
(4) Kurikulum yang dikembangkan berdasarkan kepada standar
Isi pembelajaran harus dikaitkan dengan standar lokal, nasional dan perkembangan IPTEK dan dunia kerja
(5) Responsif terhadap budaya
Guru harus memahami dan menghormati nilai, kepercayaan, dan kebiasaan siswa, sesama rekan guru dan masyarakat tempat ia mendidik. Berbagai macam budaya mempengaruhi pembelajaran. Setidaknya ada empat perspektif yang harus diperhatikan: individu siswa, kelompok siswa, tatanan sekolah dan tatanan masyarakat.
(6) Penilaian autentik
Berbagai macam strategi penilaian digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa yang sesunggguhnya. Strategi tersebut meliputi: penilaian atas proyek dan kegiatan siswa, pengetahuan portofolio, rubrik, ceklis, dan panduan pengamatan disamping memberikan kesempatan kepada siswa untuk ikut aktif berperan serta dalam menilai pembelajaran mereka sendiri.
3. Indikator Kualitas CTL
Panduan berikut digunakan oleh proyek CTL di University of Washington untuk mengidentifikasi dan mendeskripsikan kualitas CTL.
Penerapan Pengetahuan
Apakah siswa menerapkan apa yang dipelajari kepada tatanan-tatanan dan fungsi-fungsi lain pada masa sekarang dan masa depan?
Pengalaman-pengalaman dunia nyata
Apakah siswa secara aktif terlibat dalam pengalaman-pengalaman yang memungkinkan mereka untuk mensimulasi dan menggunakan materi/konten yang dipelajari dalam situasi alamiah dan kehidupan nyata?
Pembelajaran bermakna
Apakah siswa terlibat secara aktif dalam pengalaman-pengalaman dunia nyata yang memotivasi mereka untuk menghubungkan persepsi, nilai dan makna pribadi dengan konten yang dipelajari? Apakah pembelajaran dipersepsi sebagai relevan dengan kehidupan mereka?
Berfikir tingkat lebih tinggi
Apakah siswa menggunakan pemikiran kritis dan kreatif dalam mengumpulkan data, memahami isu, atau memecahkan masalah?
Responsif terhadap budaya
Apakah siswa memahami dan menghormati nilai-nilai, keyakinan, dan kebiasaan teman bergaul, tatanan sekolah, dan masyarakat lebih luas?
Penilaian autentik
Apakah siswa terlibat secara aktif dalam berbagai macam tehnik penilaian yang memberi kesempatan mereka untuk mendemonstrasikan pencapaian materi pembelajaran sesuai dengan kondisi dunia nyata dan standar?
4. Strategi-strategi pengajaran yang sesuai dengan CTL
Beberapa strategi berikut menempatkan siswa dalam konteks bermakna yang sesuai dengan CTL.
Pengajaran Autentik
Pengajaran autentik adalah pengajaran yang memungkinkan siswa belajar dalam konteks bermakna. Strategi ini mengutamakan ketrampilan berfikir dan pemecahan masalah yang merupakan ketrampilan penting dalam tatanan kehidupan nyata.
Pembelajaran Berbasis-Inquiri
Pembelajaran berbasis inquiri merupakan strategi pembelajaran yang berpola pada metode-metode sains dan memberikan kesempatan siswa untuk pembelajaran bermakna. Suatu masalah diajukan dan metode ilmiah digunakan untuk memecahkan masalah tersebut
Pembelajaran Berbasis Masalah
Pembelajaran berbasis masalah adalah suatu pendekatan pengajaran yang menggunakan masalah-masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar berfikir kritis dan ketrampilan pemecahan masalah, dan untuk memperoleh pengetahuan dan konsep-konsep esensial.
Pembelajaran Berbasis Kerja
Pembelajaran berbasis kerja adalah suatu pendekatan pengajaran yang memungkinkan siswa menggunakan konteks tempat kerja untuk mempelajari konten mata pelajaran berbasis sekolah dan bagaimana konten itu digunakan di tempat kerja.
Sedangkan Blancard (M.Nur, 2001) mengidentifikasi enam strategi CTL berikut
Ø Menekankan pada pemecahan masalah
Ø Menyadari kebutuhan akan pengajaran dan pembelajaran yang terjadi dalam berbagai konteks seperti di rumah,masyarakat, dan pekerjaan.
Ø Mengajar siswa memonitor dan mengarahkan pembelajaran mereka sendiri sehingga mereka menjadi pembelajar yang mandiri
Ø Mengkaitkan pengajaran pada konteks kehidupan siswa yang berbeda-beda
Ø Mendorong siswa untuk belajar dari sesama teman dan belajar bersama
Ø Menerapkan penilaian autentik
5. Masalah dan Tugas yang memenuhi CTL menurut CMP (Connected Mathematics Project)
Dalam pandangan CMP, tugas atau masalah memenuhi CTL apabila tugas tersebut mendukung sebagian atau seluruh indikator berikut.
Ø Siswa dapat mendekati masalah tersebut dalam berbagai macam cara dan menggunakan berbagai strategi pemecahan yang berbeda
Ø Masalah tersebut dapat memiliki pemecahan berbeda atau memungkinkan diambilnya keputusan atau posisi-posisi berbeda dan kemudian dipertahankan
Ø Masalah tersebut mendorong keterlibatan dan diskusi siswa
Ø Masalah membutuhkan berfikir tingkat lebih tinggi dan pemecahan masalah
Ø Masalah tersebut menyumbang pada pengembangan konsep siswa
Ø Masalah tersebut mengembangkan ketrampilan penggunaan matematika secara tuntas
Ø Masalah tersebut dapat menciptakan suatu kesempatan bagi guru untuk menilai siswanya sedang belajar apa dan dimana siswa menemui kesulitan
Ø Masalah tersebut menghubungkan pada ide-ide matematika dan penerapan penting lainnya.
Ø 6. Strategi guru dalam menerapkan pembelajaran kontekstual
CORD (Center for Occupational Research and Development ) mengemukakan bahwa terdapat 5 strategi bagi guru dalam rangka penerapan pembelajaran kontekstual, yang disingkat dengan REACT, yaitu
Relating:
Belajar dikaitkan dengan konteks pengalaman kehidupan nyata
Experiencing:
Belajar ditekankan kepda penggalian (eksplorasi), penemuan (discovery), dan penciptaan (invention)
Applying:
Belajar bilamana pengetahuan dipresentasikan di dalam konteks pemanfaatannya.
Cooperating:
Belajar melalui konteks komunikasi interpersonal, pemakaian bersama, dsb
Tranferring:
Belajar melalui pemanfaatan pengetahuan didalam situasi atau konteks baru.
PENGAJARAN DAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA SECARA KONTEKSTUAL
(CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING)
1. Tujuan dan Pengertian Pembelajaran Kontekstual
Pembelajaran kontekstual bertujuan membekali siswa dengan pengetahuan yang secara fleksibel dapat diterapkan dari satu permasalahan ke permasalahan lain dan dari satu konteks ke konteks lainnya.
Pembelajaran kontekstual dapat dikatakan sebagai sebuah pendekatan pembelajaran yang mengakui bahwa belajar hanya terjadi jika siswa memproses informasi atau pengetahuan baru sedemikian rupa sehingga dirasakan masuk akal sesuai dengan kerangka berpikir yang dimilikinya. Pemaduan materi pelajaran dengan konteks keseharian siswa di dalam pembelajaran kontekstual akan menghasilkan dasar-dasar pengetahuan yang kuat dan mendalam sehingga siswa kaya akan pemahaman masalah dan cara untuk menyelesaikannya.
Pengajaran dan pembelajaran kontekstual merupakan suatu sistem pengajaran yang didasarkan pada filosofi bahwa siswa akan belajar jika mereka mengetahui makna dan kegunaan dari materi akademisnya, dan mengetahui makna kegiatan mereka di sekolah. Selain itu siswa akan belajar jika mereka mengaitkan informasi yang baru dengan pengetahuan sebelumnya dan pengalaman mereka sendiri.
CTL merupakan suatu konsepsi yang membantu guru untuk mengaitkan konten/materi mata pelajaran dengan situasi nyata dan memotivasi siswa membuat hubungan antara pengetahuan dan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga, warga negara, dan tenaga kerja.
CTL menekankan pada berfikir tingkat lebih tinggi, transfer pengetahuan lintas disiplin, serta pengumpulan, penganalisaan, dan pensintesaan informasi dan data dari berbagai sumber dan pandangan.
2. Enam Kunci Dasar Pembelajaran Konstekstual
The Nortwest Regional Education Laboratory USA mengidentifikasi adanya 6 kunci dasar dari pembelajaran kontekstual, yakni:
(1) Pembelajaran bermakna
Dalam pembelajaran bermakna, pemahaman, relevansi dan penilaian pribadi sangat terkait dengan kepentingan siswa dalam mempelajari isi materi pelajaran. Pembelajaran dirasakan sangat terkait dengan kehidupan nyata atau siswa mengerti manfaat isi pembelajaran, jika mereka merasakan berkepentingan untuk belajar demi kehidupan di masa mendatang. Prinsip ini sejalan dengan prinsip pembelajaran bermakna dari Ausubel.
(2) Penerapan pengetahuan
Jika siswa telah memahami apa yang dipelajari, maka siswa dapat menerapkannya dalam tatanan kehidupan.
(3) Berpikir tingkat tinggi
Siswa diminta untuk berpikir kritis dalam pengumpulan data, pemahaman suatu isu dan pemecahkan suatu masalah
(4) Kurikulum yang dikembangkan berdasarkan kepada standar
Isi pembelajaran harus dikaitkan dengan standar lokal, nasional dan perkembangan IPTEK dan dunia kerja
(5) Responsif terhadap budaya
Guru harus memahami dan menghormati nilai, kepercayaan, dan kebiasaan siswa, sesama rekan guru dan masyarakat tempat ia mendidik. Berbagai macam budaya mempengaruhi pembelajaran. Setidaknya ada empat perspektif yang harus diperhatikan: individu siswa, kelompok siswa, tatanan sekolah dan tatanan masyarakat.
(6) Penilaian autentik
Berbagai macam strategi penilaian digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa yang sesunggguhnya. Strategi tersebut meliputi: penilaian atas proyek dan kegiatan siswa, pengetahuan portofolio, rubrik, ceklis, dan panduan pengamatan disamping memberikan kesempatan kepada siswa untuk ikut aktif berperan serta dalam menilai pembelajaran mereka sendiri.
3. Indikator Kualitas CTL
Panduan berikut digunakan oleh proyek CTL di University of Washington untuk mengidentifikasi dan mendeskripsikan kualitas CTL.
Penerapan Pengetahuan
Apakah siswa menerapkan apa yang dipelajari kepada tatanan-tatanan dan fungsi-fungsi lain pada masa sekarang dan masa depan?
Pengalaman-pengalaman dunia nyata
Apakah siswa secara aktif terlibat dalam pengalaman-pengalaman yang memungkinkan mereka untuk mensimulasi dan menggunakan materi/konten yang dipelajari dalam situasi alamiah dan kehidupan nyata?
Pembelajaran bermakna
Apakah siswa terlibat secara aktif dalam pengalaman-pengalaman dunia nyata yang memotivasi mereka untuk menghubungkan persepsi, nilai dan makna pribadi dengan konten yang dipelajari? Apakah pembelajaran dipersepsi sebagai relevan dengan kehidupan mereka?
Berfikir tingkat lebih tinggi
Apakah siswa menggunakan pemikiran kritis dan kreatif dalam mengumpulkan data, memahami isu, atau memecahkan masalah?
Responsif terhadap budaya
Apakah siswa memahami dan menghormati nilai-nilai, keyakinan, dan kebiasaan teman bergaul, tatanan sekolah, dan masyarakat lebih luas?
Penilaian autentik
Apakah siswa terlibat secara aktif dalam berbagai macam tehnik penilaian yang memberi kesempatan mereka untuk mendemonstrasikan pencapaian materi pembelajaran sesuai dengan kondisi dunia nyata dan standar?
4. Strategi-strategi pengajaran yang sesuai dengan CTL
Beberapa strategi berikut menempatkan siswa dalam konteks bermakna yang sesuai dengan CTL.
Pengajaran Autentik
Pengajaran autentik adalah pengajaran yang memungkinkan siswa belajar dalam konteks bermakna. Strategi ini mengutamakan ketrampilan berfikir dan pemecahan masalah yang merupakan ketrampilan penting dalam tatanan kehidupan nyata.
Pembelajaran Berbasis-Inquiri
Pembelajaran berbasis inquiri merupakan strategi pembelajaran yang berpola pada metode-metode sains dan memberikan kesempatan siswa untuk pembelajaran bermakna. Suatu masalah diajukan dan metode ilmiah digunakan untuk memecahkan masalah tersebut
Pembelajaran Berbasis Masalah
Pembelajaran berbasis masalah adalah suatu pendekatan pengajaran yang menggunakan masalah-masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar berfikir kritis dan ketrampilan pemecahan masalah, dan untuk memperoleh pengetahuan dan konsep-konsep esensial.
Pembelajaran Berbasis Kerja
Pembelajaran berbasis kerja adalah suatu pendekatan pengajaran yang memungkinkan siswa menggunakan konteks tempat kerja untuk mempelajari konten mata pelajaran berbasis sekolah dan bagaimana konten itu digunakan di tempat kerja.
Sedangkan Blancard (M.Nur, 2001) mengidentifikasi enam strategi CTL berikut
Ø Menekankan pada pemecahan masalah
Ø Menyadari kebutuhan akan pengajaran dan pembelajaran yang terjadi dalam berbagai konteks seperti di rumah,masyarakat, dan pekerjaan.
Ø Mengajar siswa memonitor dan mengarahkan pembelajaran mereka sendiri sehingga mereka menjadi pembelajar yang mandiri
Ø Mengkaitkan pengajaran pada konteks kehidupan siswa yang berbeda-beda
Ø Mendorong siswa untuk belajar dari sesama teman dan belajar bersama
Ø Menerapkan penilaian autentik
5. Masalah dan Tugas yang memenuhi CTL menurut CMP (Connected Mathematics Project)
Dalam pandangan CMP, tugas atau masalah memenuhi CTL apabila tugas tersebut mendukung sebagian atau seluruh indikator berikut.
Ø Siswa dapat mendekati masalah tersebut dalam berbagai macam cara dan menggunakan berbagai strategi pemecahan yang berbeda
Ø Masalah tersebut dapat memiliki pemecahan berbeda atau memungkinkan diambilnya keputusan atau posisi-posisi berbeda dan kemudian dipertahankan
Ø Masalah tersebut mendorong keterlibatan dan diskusi siswa
Ø Masalah membutuhkan berfikir tingkat lebih tinggi dan pemecahan masalah
Ø Masalah tersebut menyumbang pada pengembangan konsep siswa
Ø Masalah tersebut mengembangkan ketrampilan penggunaan matematika secara tuntas
Ø Masalah tersebut dapat menciptakan suatu kesempatan bagi guru untuk menilai siswanya sedang belajar apa dan dimana siswa menemui kesulitan
Ø Masalah tersebut menghubungkan pada ide-ide matematika dan penerapan penting lainnya.
Ø 6. Strategi guru dalam menerapkan pembelajaran kontekstual
CORD (Center for Occupational Research and Development ) mengemukakan bahwa terdapat 5 strategi bagi guru dalam rangka penerapan pembelajaran kontekstual, yang disingkat dengan REACT, yaitu
Relating:
Belajar dikaitkan dengan konteks pengalaman kehidupan nyata
Experiencing:
Belajar ditekankan kepda penggalian (eksplorasi), penemuan (discovery), dan penciptaan (invention)
Applying:
Belajar bilamana pengetahuan dipresentasikan di dalam konteks pemanfaatannya.
Cooperating:
Belajar melalui konteks komunikasi interpersonal, pemakaian bersama, dsb
Tranferring:
Belajar melalui pemanfaatan pengetahuan didalam situasi atau konteks baru.
0 komentar:
Posting Komentar